Senin, 05 Mei 2008

NURANI

Sejauh manakah kaki anda melangkah? atau sudah terbang ke awan putih? atau sedang bertengger di dahan pohon yang jauh dari lapisan humus? atau masih bergelut dengan pasir di area halaman rumah anda yang dijadikan tempat mainan sejak kecil dulu? semua jawaban yang anda miliki tak perlu dilontar pada harian Jawa Pos, Surya, atau media yang lain. Karena apa yang anda jawab mestinya tertuang dalam ungkapan yang tidak kurang dari miniatur kenyataan dalam benak anda. Sedangkan kata, tulisan, apalagi apresiasi tubuh sama sekali tidak dapat menjelaskan secara rinci seperti apa yang ada dalam benak anda.
Sedemikian jauh atau mungkin dekatnya jarak tempuh perjalanan hidup anda, itu karena bias darah dan setetes air susu ibu anda yang disajikan melalui hidangan kasih sayang yang tulus. Tidur dengan pulas di antara kedua tangan di dekat perut ibu bersama ayunan tangannya yang membuat kita tidak mampu mengingat masa-masa itu memang mengasyikkan. Tapi sampai kapan anda akan mendengkur dan tidur pulas dalam buaiannya? Padahal matahari sudah siang. Sinarnya mulai memanggang. Walaupun anda mau terus bermain debu halaman di waktu pagi, tapi matahari itu nyata. Ia telah bergerak dipaksa waktu untuk berjalan sesuai pergantian detik. Kasih sayang ibu memang tak sepanjang galah yang dapat di ukur dengan durasi waktu, tapi sikap manja anda hanya dijatah pagi, sewaktu embun belum mengering. Maka berjalanlah... temui kenyataan! karena anda akan tetap bersama kekuatan dan kebahagiaan ibumu walau jauh dari buaiannya. Yakinlah! bahwa anda tak mungkin harus menelusuri perjalanan "cinta" dan "kebenaran" setelah ibumu pergi untuk selamanya, karena itu hanya nilai ego yang mencoba merasuki paradigma anda untuk kemudian harus hina di sepanjang gurun kehidupanmu....

Tidak ada komentar: